Sinopsis Novel Jentera Bahagia

SINOPSIS NOVEL JENTERA BAHAGIA

Rupanya, jatuh cinta pada pandangan pertama tidak berlaku hanya untuk pasangan laki-perempuan saja, namun, ibu dan anak  bisa. Selain itu, ada pula sebuah cinta yang tak terungkap namun saling mendo’a, hati saling merindu dalam lisan yang masih bungkam. Mimpi yang diharapkan jadi kenyataan bahkan sudah hancur berkeping-keping sebelum mulai diwujudkan.

Dhamar-Sharma, memulakan cinta mereka dalam diam. Belum sampai terungkap, keduanya harus dipisah oleh keadaan. Pilihan yang dimiliki hanya menjalani kehidupan masing-masing. Doa mereka yang masih terbungkus rapi di sudut hati, melambung satu persatu ke pelataran arsy-Nya meski tak diketahui seorang pun. Dhamar bahkan memiliki seorang putra dari Jihan, istri yang dipilihkan oleh Kyainya. Juga Sharma, yang akhirnya diceraikan suaminya hanya karena memiliki probabilitas kecil untuk bisa memiliki keturunan.

Namun, 15 tahun berlalu dan kemudian dipertemukan, Hani –Sharma yang merubah nama kecilnya untuk melupakan masa lalu kelamnya- menyadari, nama Dhamar masih ia lantunkan dengan fasih dalam kalimat doanya. Begitu pula Dhamar, yang betah menduda 9 tahun pasca kematian Jihan hanya untuk bisa mendapati keberadaan Hani, meskipun ia pasrah jika akhirnya 15 tahun berlalu dan ia hanya bisa menemukan nama. Kahani Sharma yang ia harapkan jadi pelabuhan terakhir hatinya.

Maka, 15 tahun yang keduanya lalui, ternyata memiliki harapan dan doa yang sama. Dan keyakinan Dhamar yang selalu diingat baik oleh Hani adalah, doa yang sudah melangit tidak pernah sia-sia turun ke bumi dan itu pun terbukti. Cinta mereka harus menunggu lebih dari 15 tahun agar terungkap dan terbingkai dalam mahligai suci.

Kisah Hani melewati perjodohan, melawan penyakitnya, hingga akhirnya diceraikan pasca sadar dari komanya, juga doa-doa yang masih ia lafahzkan dengan fasih dalam keheningan malam. Perjuangan Dhamar untuk menjadi laki-laki yang tetap mengistimewakan wanita di sisinya hingga akhirnya takdir berkata lain dan lebih mendahulukan doa yang masih dibisikkannya dalam sunyi dan sepi.

Komentar