SINOPSIS MALAIKAT
ADLY AL-FADLY USMUNIE, DKK
Azimah. Ia begitu belia. Bahkan, masih kanak-kanak. 8 tahun. Apa kesalahannya sehingga ia harus hidup dari orang tua yang begitu aneh? Begitu sayang, tapi begitu primitif. Kebahagiaan hanya diukur dengan sebuah materi, bukan kenyamanan hati.
Azimah. Di usia yang jauh dari remaja, ia ditawarkan untuk dinikahkan dengan mereka yang sudah matang dan mapan. Tentunya matang dan mapan dalam materi. Dan juga umur. Bahkan, terlalu matang untuk umur.
Apa jadinya jika seorang Azimah, anak yang masih kecil, dinikahkan dengan dia yang berusia 4 sampai lima kali lipat dari umurnya, hanya karena alasan mencarikannya kebahagiaan dan kenyamanan hidup. Kegigihan orang tuanya untuk mencarikannya suami untuk membahagiakannya begitu membara mengingat usia mereka yang semakin keropos dimakan usia. Dan siapakah lelaki bernama Tuan Sulem yang melamar Azimah, padahal usianya sudah 55 tahun?
Salahkah Azimah dihidupkan di dunia ini? Salahkah pemikiran orangtuanya yang berusaha melakukan segala hal demi kebaikan putrinya? Dan salahkah Tuan Sulem, lelaki tua yang tega menikahi Azimah? Motif apa yang melatarbelakangi Tuan Sulem untuk menikahi Azimah? Nafsu? Ah, entahlah!
Inikah kenyamanan hidup? Bersandarkan pada materi yang secara kasat mata memang mapan dan bergelimang harta, tanpa memandang sisi yang lain? Ah, hidup. Betapa rumit bagi sebagian orang untuk memaknainya. Serumit Azimah dalam memintal kebahagiaan untuk dirinya. Dan Azimah, Sang Malaikat kecil, membutuhkan bantuan malaikat lain untuk membantunya merangkai kebahagiaannya.
ADLY AL-FADLY USMUNIE, DKK
Azimah. Ia begitu belia. Bahkan, masih kanak-kanak. 8 tahun. Apa kesalahannya sehingga ia harus hidup dari orang tua yang begitu aneh? Begitu sayang, tapi begitu primitif. Kebahagiaan hanya diukur dengan sebuah materi, bukan kenyamanan hati.
Azimah. Di usia yang jauh dari remaja, ia ditawarkan untuk dinikahkan dengan mereka yang sudah matang dan mapan. Tentunya matang dan mapan dalam materi. Dan juga umur. Bahkan, terlalu matang untuk umur.
Apa jadinya jika seorang Azimah, anak yang masih kecil, dinikahkan dengan dia yang berusia 4 sampai lima kali lipat dari umurnya, hanya karena alasan mencarikannya kebahagiaan dan kenyamanan hidup. Kegigihan orang tuanya untuk mencarikannya suami untuk membahagiakannya begitu membara mengingat usia mereka yang semakin keropos dimakan usia. Dan siapakah lelaki bernama Tuan Sulem yang melamar Azimah, padahal usianya sudah 55 tahun?
Salahkah Azimah dihidupkan di dunia ini? Salahkah pemikiran orangtuanya yang berusaha melakukan segala hal demi kebaikan putrinya? Dan salahkah Tuan Sulem, lelaki tua yang tega menikahi Azimah? Motif apa yang melatarbelakangi Tuan Sulem untuk menikahi Azimah? Nafsu? Ah, entahlah!
Inikah kenyamanan hidup? Bersandarkan pada materi yang secara kasat mata memang mapan dan bergelimang harta, tanpa memandang sisi yang lain? Ah, hidup. Betapa rumit bagi sebagian orang untuk memaknainya. Serumit Azimah dalam memintal kebahagiaan untuk dirinya. Dan Azimah, Sang Malaikat kecil, membutuhkan bantuan malaikat lain untuk membantunya merangkai kebahagiaannya.
Komentar
Posting Komentar